Penerapan Metode Permainan Puncak Jaya untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Perpangkatan Dua Bilangan Dua Angka

Best Practice
Judul :

Penerapan Metode Permainan Puncak Jaya Untuk Meningkatkan  Pemahaman Siswa Tentang Perpangkatan Dua Bilangan Dua Angka

Oleh     :

Lina Marlina, S.Pd (KKG Gugus III Sumedang Selatan)
Sudah hampir tiga tahun saya bertugas di SD Negeri Pakuwon I sebagai staf pengajar. Pertama kali saya ditugaskan di SD Negeri Cigendel Kecamatan Pamulihan tepatnya pada tanggal 1 Januari 2005. Karena beberapa hal, saya berpindah tugas ke SD Negeri Pakuwon I Kecamatan Sumedang Selatan.
Pada tahun ajaran 2009-2010, saya diberi tugas untuk mengajar kelas III. Namun pada tahun ajaran berikutnya saya ditugaskan mengajar di kelas V sampai dengan sekarang saya masih mengajar di kelas V. Pertama kali diberi tugas mengajar kelas V saya merasa beban karena belum berpengalaman,namun akhirnya perasaan itu hilang begitu saja.
Ketika saya mengajar pelajaran matematika tentang perpangkatan dua bilangan dua angka masih ada siswa yang mengerjakan bilangan berpangkat dua itu sama dengan bilangan itu dikali 2,contohnya : 52= 5 x 2, padahal yang seharusnya adalah 52 = 5 x 5. Hal ini dapat terlihat pada pembelajaran matematika tentang perpangkatan dua bilangan dua angka,siswa cenderrung hanya menjadi pendengar saja,guru memegang peran dominan dalam pembelajaran. Saya hanya menerangkan dan memberikan cara penyelesaian secara abstrak. Hal inilah yang menyebabkan siswa kurang paham yang pada akhirnya berpengaruh buruk pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Melalui tes yang dilaksanakan diperoleh data bahwa dari 29 siswa,21 orang diantaranya mendapat nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 62. Hal ini berarti sekitar 72,41% siswa di kelas tersebut dinyatakan belum tuntas dalam belajar matematika untuk kompetensi dasar menghitung perpangkatan dan akar sederhana dengan indikator menentukan hasil perpangkatan dua bilangan dua angka,sehingga harus mengulang kembali pembelajaran.
Kemudian, saya melaksanakan refleksi terhadap penyebab kekurangberhasilan dalam pembelajaran tersebut. Pada saat pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa tidak memberikan perhatian terhadap penjelasan-penjelasan guru,serta bermain-main selama proses pembelajaran,selain itu juga saya hanya menjelaskan materi melalui metode ceramah, pemberian contoh kemudian dilanjutkan dengan memberi soal latihan selanjutnya memberi penilaian. Saya juga kurang mampu dalam mengembangkan perencanaan pembelajaran,saya hanya menggunakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah ada hasil orang lain. Dari kegiatan belajar seperti itu, siswa menjadi pasif sehingga kurang mengembangkan proses berpikirnya dan siswa cenderung menjadi bosan dan kurang tertarik dalam proses pembelajaran.
Dari permasalahan yang muncul saya menganalisis faktor penyebab kekurangpahaman siswa tersebut, maka akan diupayakan suatu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut. Adapun upaya yang akan saya lakukan berupa alternatif  penyelesaian dengan diterapkannya metode permainan puncak jaya. Metode permainan puncak jaya merupakan permainan menyenangkan yang dapat digunakan untuk berhitung perpangkatan dua dengan cepat dan santai. Selain itu,permainan puncak jaya dapat dijadikan alternatif dalam menghitung perpangkatan dua selain perkalian susun ke bawah. Dengan metode permainan ini diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran tersebut dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Permainan dalam matematika sangatlah penting karena dengan permainan,operasi matematika dilakukan secara konkret, hal ini sesuai dengan tahap perkembangan siswa yang masih berpikir konkret. Selain itu, permainan juga sangat mempengaruhi dan mendukung perkembangan kepribadian siswa serta melatih kreativitas siswa. Dengan permainan diharapkan siswa memperoleh sesuatu yang bermakna bagi dirinya. Oleh karena itu, saya memberikan suatu pembelajaran kepada siswa melalui suatu permainan.
Adapun langkah-langkah pembelajaran secara garis besar dengan menggunakan metode permainan puncak jaya adalah sebagai berikut :
Kinerja Guru    Aktivitas Siswa
Kegiatan Awal
1)    Guru mengadakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa
2)    Guru menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa.
3)    Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan sisiwa untuk mencapai tujuan.
4)    Guru memberikan rangsangan pada siswa agar resposip terhadap pelajaran.

  • Siwa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru.
  • Siswa menyimak penjelasan guru.

Kegiatan Inti
1)    Guru menjelaskan mengenai permainan  puncak jaya.
2)    Guru membimbing siswa dalam. melakukan permainan puncak jaya untuk pemahaman konsep perpangkatan dua.

  • Siswa menyimak penjelasan guru tentang bagaimana cara melakukan permaianan puncak jaya.
  • Siswa mengerjakan latihan yang terdapat pada LKS.

Kegiatan Akhir
1)    Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran
2)    Guru mengadakan evaluasi    1)    Siswa dengan bimbingan dari guru menyimpulkan materi.
2)    Siswa menjawab soal-soal evaluasi tes hasil belajar.

Dari langkah-langkah pembelajaran tersebut,kemudian saya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang lengkap dengan alat evaluasinya serta membuat media pembelajaran yang mendukung pada metode permainan puncak jaya dengan menggunakan kardus ditempel kertas berwarna supaya dapat menarik perhatian siswa sehingga siswa dapat belajar dengan menyenangkan.
Pada awal kegiatan pembelajaran saya mengucapkan salam, menyuruh siswa duduk dengan rapi dan siswa menyiapkan alat tulis untuk belajar dan berdoa. Sesudah itu, mengecek kehadiran siswa. Kemudian melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan mengenai perpangkatan dua,mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa,menginformasikan kegiatan yang akan dilaksanakan,serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
Kegiatan inti dimulai dengan melaksanakan metode permainan puncak jaya, saya langsung menjelaskan bagaimana cara melakukan permainan puncak jaya tersebut.  Adapun aturan permainan puncak jaya adalah sebagai berikut :
Selengkapnya bisa dibaca disini Best Practice Lina Marlina, S.Pd

Tinggalkan komentar